Selasa, 29 Maret 2016

Mutiara Hikmah



BURUNG SANG KIAI

Alkisah disebuah pesantren, seorang kiai memiliki seekor burung beo kesayangan, burung tersebut sudah terlatih dengan ucapan kalimat thoyyibah maupun dzikir seperti: Assalamu’alaikun, astaghfirullah, subhanallah, Allahu akbar dan lailaha illa Allah. Suatu hari, pintu kurungan terbuka dan burungpun terbang bebas. Sontak secara spontan para santri mengejarnya, sementara si burung terbang tidak terkontrol dan akhirnya menabrak sebuah mobil yang terlintas. Burung beopun spontan terkapar sekarat dan mati.
Setelah kejadian itu, sang kiai sering terlihat murung dan sedih hingga berminggu-minggu lamanya. Hal inipun menjadikan para santri ikut terbawa sedih sampai akhirnya beberapa santri memberanikan diri untuk bertanya pada kiainya tersebut.
Santri : Ma'af pak kiai, jika pak kiai bersedih karena kehilangan burung beo, maka kami sanggup untuk  mencarikan dengan burung yang sejenis dan bisa berdzikir juga.
Kiai     : Sesungguhnya aku bersedih bukan karena kematian burung beo kesayanganku itu.
Santri  : (dengan raut wajah serius) Lantas kenapa pak kiai?
Kiai     : Kalian semua melihat ketika burung itu tertabrak lalu sekarat kan?
Santri  : Ya, kami melihatnya pak kiai.
Kiai     : Burung itu hanya bersuara “kaaaak....keeeeek....kaaaak...keeeek” dan bukan kalimat thoyyibah  yang terucap, padahal setiap hari burung itu saya latih untuk berdzikir, namun ketika ajal menjemput saat sakaratul maut burung itu tak berdaya dan hanya merasakan perihnya.lalu saya teringat tentang diriku yang senantiasa berdzikir  setiap hari sampai alquran dan al hadits pun saya kaji setiap hari.”JANGAN-JANGAN NASIBKU AKAN SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKITNYA SAKARATUL MAUT, LALU BUKAN DZIKIR YANG AKU UCAPKAN. AKU TAKUT DZIKIR YANG TERUCAP HANYA DIMULUT SAJA BUKAN DARI HATI”.
Kemudian sang kiai memberi pencerahan buat para santrinya, wahai santri-santriku ingatlah bahwa burung itu tidak pernah maksiat dan diganggu setan saat sakaratul maut dan kita semua tidak ada yang tau, bagaimana nasib kita ketika jelang ajal? khusnul khotimah atau su’ul khotimah termasuk juga diriku. itulah sebenarnya yang membuat diriku sedih, dan kejadian ini membuatku untuk selalu mendekatkan diri pada Allah SWT lahir dan batin. Mari kita renungkan bersama!!!
Talun 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

n
u
l
a
T
h
a
t
a
F
l
A
s
T
M